Jumat, 07 Oktober 2022

EDUKASI SEKSUAL PADA ANAK SEKOLAH DASAR

       


        Berdasarkan Permatasari Elok, Ginanjar Sasmito Aji. (2017). Jurnal Gambaran Pemahaman Anak Usia Sekolah Dasar Tentang Pendidikan Seksual dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak. jurnal.unmuhjember.ac.id. http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/TIJHS/article/view/1264

        Pendidikan Seksual merupakan kunci dari upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak. Tujuan utama dari pendidikan seksualitas adalah untuk meningkatkan kesehatan seksual pada masa dewasa. Ini harus membantu anak-anak dan remaja dalam mengembangkan pandangan positif dari seksualitas, menyediakan mereka dengan informasi yang mereka butuhkan untuk menjaga kesehatan seksual mereka, dan membantu mereka memperoleh keterampilan untuk membuat keputusan sekarang dan di masa depan (National Guidelines Task Forces, 1991). 

        Lingkungan sangat berperan penting dalam upaya perlindungan hak-hak anak utamanya dalam upaya preventif kekerasan seksual pada anak. Tindakan pencegahan primer meliputi kegiatan yang membantu menghindari masalah kesehatan. Salah satu contoh upaya pencegahan primer adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan dan upaya konseling untuk mempromosikan perilaku kesehatan. Upaya pencegahan primer merupakan pencegahan yang paling cost-effective (Miller, 2008).Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa program pencegahan pelecehan seksual anak berbasis sekolah yang terkait dengan insiden mengurangi pelecehan seksual anak (Gibson & Leitenberg, 2000).

        Contoh upaya edukasi seksual pada anak sekolah dasar adalah dengan menempelkan gambar edukasi seperti dibawah ini 

        

    Pada usia sekolah dasar, yaitu usia 7 – 12 tahun berdasarkan konsep perkembangan kognitif Piaget, anak masuk dalam tahap Operasionalkonkret. Pada usia 7 tahun, anak berubah dari berfikir egosentrik menjadi lebih berfikir secara logis. Pada fase ini anak berubah dari tahap sensorimotor menuju tahap operasional. Anak belajar untuk lebih mengandalkan proses berfikir daripada aktifitas fisik(shif from actionto thought) (Davies, 2011).

     Anak-anak usia sekolah dasar lebih mudah untuk diberi edukasi secara langsung dengan bahasa dan pemahaman yang lebih baik dibandingkan fase usia sebelumnya. Meski di sisi lain, anak usia sekolah dasar memasuki Fase Latent dimana pada ini baik anak lak-laki maupun anak perempuan mengalami perkembangan psikoseksual yang terhenti (Semiun, 2006). Hal ini dikarenakan adanya supresi terhadap insting seksual. Keadaan laten yang diteruskan ini diperkuat dengan perasaan malu, bersalah dan moralitas pada diri anak. Namun, bukan berarti ekspresi seksual terkait organ seks dan keingintahuan anak tentang seksualitas menghilang. Teori kepribadian lain menganggap pada tahun-tahun periode ini menghadirkan problem yang signifikan dan tantangan yang melibatkan teman sebaya dan adaptasi terhadap dunia luar. Keingintahuan yang tetap ada tentang seksualitas, peran dominan teman sebaya dan fasilitas canggih yang memadai akan menimbulkan beberapa konflik. Keselahan informasi yang diperoleh dapat menyebabkan persepsi yang tidak benar seputar seksualitas (Andarmoyo, 2012).

       Satu aspek yang masih sangat rendah dan menjadi penyebab tidak adanya responden yang memiliki pemahaman pendidikan seksual yang tinggi adalah masih rendahnya pemahaman anak tentang pencegahan kekerasan seksual. Sebagian besar anak tidak memahami bagian tubuh yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Pencegahan kekerasan seksual tidak akan optimal jika pendidikan seksual hanya dilakukan oleh orangtua saja, namun akan lebih efektif jika sekolah juga mendukung dengan melakukan pendidikan seksual pada anak usia sekolah (Weatherley et al., 2012). Hasil penelitian terdahulu menyebutkan bahwa anak usia sekolah dasar sudah mampu diberikan edukasi seksual dan hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuan anak untuk melindungi diri dari kekerasan seksual (J. Chen, Dunne, & Han, 2007; Islawati & Paramastri, 2015).

        Dibawah ini adalah contoh video pembelajaran edukasi seksual pada anak


        Teman - teman juga bisa klik link dibawah ini untuk menonton contoh video pembelajaran pencegahan pelecehan seksual di dalam kelas pada anak sekolah dasar 


KESIMPULAN
1) Peran guru kelas dalam memberikan pendidikan seksual pada anak usia sekolah dasar masih belum optimal mengingat banyaknya hambatan dalam penyampaian pendidikan seksual pada anak usia skeolah dasar, utamanya adalah faktor keluarga dan budaya.
2) Pemahaman anak usia sekolah dasar tentang pendidikan seksual pada anak dalam upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak masih rendah. Sebaran data pemahamn anak usia sekolah dasar tentang pendidikan seksual sebagian besar sedang dan kecil, tidak anak responden yang memiliki pemahaman tinggi
3) Terdapat pengaruh yang signifikan peran guru kelas dalam memberikan pendidikan seksual 
pada anak terhadap pemahaman anak tentang pendidikan seksual dalam upaya pencegahan 
kekerasan seksual pada anak usia sekolah dasar.
4) Keluarga serta masyarakat juga mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan dan pemahaman anak tentang seksual.

        Contoh Poster Edukasi Seksual bisa didownload di link dibawah ini








        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar